Baca selengkapnya
Rp1
Awal mula
Dalam makna tertentu, action figure sudah ada sekitar mainan lainnya. Secara resmi, action figure kesatu ialah GI Joe, diproduksi pada bulan Februari 1964 oleh Hasbro. Terlihat sebagai jawaban Hasbro terhadap popularitas boneka Barbie, dengan seluruh pakaian dan asesorisnya, GI Joe ditunjukkan ke sisi lelaki di pasar. Awalnya diciptakan dalam tiga versi, mewakili sekian banyak cabang militer, GI Joe ialah hit instan, kesuksesan semalam, dan terus terjual jutaan dalam lebih dari empat dasawarsa sejak itu.
Istilah "action figure" dibuat untuk menghindari pemakaian istilah "boneka" guna mainan yang ditujukan guna anak laki-laki. Dipasarkan sebagai "orang yang dapat bergerak," figur aksi tersebut benar-benar tidak lebih dari versi baru dan lebih baik dari tentara mainan yang sudah dimainkan anak laki-laki sekitar berabad-abad. Lebih besar daripada banyak sekali pria yang suka berduel mainan, dan bersendi guna berpose dalam posisi bertarung, dia mencengkeram khayalan generasi anak laki-laki dan tidak pernah melepaskannya.
Karena tidak populernya Perang di Vietnam, penjualan GI Joe menurun pada tahun 1970. Dia dibuat kembali pada tahun tujuh puluhan dengan penambahan sejumlah model baru namun berukuran lebih kecil, dan musuh utama-sebuah organisasi teroris mempunyai nama Cobra. Karena action figure Cobra pun dijual, masing-masing anak dapat mempunyai seluruh batalion pasukan guna memasang peperangan di lantai dan lokasi tidur.
Tren Berlanjut
Pada akhir tahun tujuh puluhan, film-film Star Wars mencetuskan serangkaian figur aksi baru: Han Solo, Luke Skywalker, Princess Leia dan perusahaan. Pada 1980-an, karakter kartun laksana He-Man dan saudara perempuannya She-Ra menarik untuk anak laki-laki dan perempuan. Sederet karakter-karakter ini — diperbanyak teman-teman karib mereka, teman-teman, orang-orang jahat, dan kastil — menciptakan semua anak memohon pada orang tua mereka guna membelanjakan uang guna action figure.
Sejak itu, action figure sudah menjadi urusan yang wajar dan menguasai unsur mereka sendiri di masing-masing toko mainan yang menghargai diri sendiri. Banyak yang terus didasarkan pada film, laksana Toy Story. Pembacaan cepat lorong mainan lokal akan hadir tidak melulu GI Joe dan kelompok karakter Star Wars terbaru, tetapi pun perwakilan film dan kartun dalam skala global.
Perkembangan teranyar dalam adegan action figure ialah tokoh sejarah. Mulai dari Beethoven dan Mozart sampai Cleopatra dan Edgar Allan Poe. Salah satu pabrikan mengutamakan diri pada tokoh-tokoh sejarah orang-orang Afrika-Amerika, dan bercita-cita untuk menambahkan tokoh-tokoh etnis yang bertolak belakang juga. Dia bekerja dengan guru dan orang tua untuk menjual angka-angka guna belajar dan bersenang-senang.
Manfaat Koleksi
Figur aksi menarik untuk orang dewasa sejumlah anak-anak, dan pada kenyataannya tidak sedikit dari mereka ialah koleksi. Beberapa diproduksi sebagai koleksi; yang lain digemari karena umur mereka. Baik GI Joes pribumi dan tokoh-tokoh Star Wars asli sudah diketahui menjual tidak sedikit uang di lelang dan di e-bay.
Figur aksi mempunyai nilai di samping nilai uangnya. Mainan yang mendorong permainan imajinatif baik guna anak-anak. Berlari, melompat, berguling-guling dari lokasi tidur atau merayapi alam semesta imajiner, anak-anak aktif secara jasmani saat bermain. Kreativitas dipicu karena mereka memikirkan tidak melulu situasi di mana menanam karakter mereka, tetapi pun memelintir dan menuntaskan resolusi akhir. Siapa tahu? Anak-anak ini bisa tumbuh untuk mencatat "Star Wars" berikutnya.
Jenny Talorman ialah seorang pengarang amatir dengan minat eksklusif dalam pendidikan, pertumbuhan anak muda dan mendidik orang beda tentang sekian banyak topik yang meliputi; pendidikan, peran mainan dan permainan anak-anak dalam pembangunan, masalah anak muda dan bahkan menciptakan kue. Jika kita mempunyai umpan balik mengenai tulisan ini, silakan menghubungi kami.
Seruan Tokoh Aksi yang Tidak Pernah Berakhir
Awal mula
Dalam makna tertentu, action figure sudah ada sekitar mainan lainnya. Secara resmi, action figure kesatu ialah GI Joe, diproduksi pada bulan Februari 1964 oleh Hasbro. Terlihat sebagai jawaban Hasbro terhadap popularitas boneka Barbie, dengan seluruh pakaian dan asesorisnya, GI Joe ditunjukkan ke sisi lelaki di pasar. Awalnya diciptakan dalam tiga versi, mewakili sekian banyak cabang militer, GI Joe ialah hit instan, kesuksesan semalam, dan terus terjual jutaan dalam lebih dari empat dasawarsa sejak itu.
Istilah "action figure" dibuat untuk menghindari pemakaian istilah "boneka" guna mainan yang ditujukan guna anak laki-laki. Dipasarkan sebagai "orang yang dapat bergerak," figur aksi tersebut benar-benar tidak lebih dari versi baru dan lebih baik dari tentara mainan yang sudah dimainkan anak laki-laki sekitar berabad-abad. Lebih besar daripada banyak sekali pria yang suka berduel mainan, dan bersendi guna berpose dalam posisi bertarung, dia mencengkeram khayalan generasi anak laki-laki dan tidak pernah melepaskannya.
Karena tidak populernya Perang di Vietnam, penjualan GI Joe menurun pada tahun 1970. Dia dibuat kembali pada tahun tujuh puluhan dengan penambahan sejumlah model baru namun berukuran lebih kecil, dan musuh utama-sebuah organisasi teroris mempunyai nama Cobra. Karena action figure Cobra pun dijual, masing-masing anak dapat mempunyai seluruh batalion pasukan guna memasang peperangan di lantai dan lokasi tidur.
Tren Berlanjut
Pada akhir tahun tujuh puluhan, film-film Star Wars mencetuskan serangkaian figur aksi baru: Han Solo, Luke Skywalker, Princess Leia dan perusahaan. Pada 1980-an, karakter kartun laksana He-Man dan saudara perempuannya She-Ra menarik untuk anak laki-laki dan perempuan. Sederet karakter-karakter ini — diperbanyak teman-teman karib mereka, teman-teman, orang-orang jahat, dan kastil — menciptakan semua anak memohon pada orang tua mereka guna membelanjakan uang guna action figure.
Sejak itu, action figure sudah menjadi urusan yang wajar dan menguasai unsur mereka sendiri di masing-masing toko mainan yang menghargai diri sendiri. Banyak yang terus didasarkan pada film, laksana Toy Story. Pembacaan cepat lorong mainan lokal akan hadir tidak melulu GI Joe dan kelompok karakter Star Wars terbaru, tetapi pun perwakilan film dan kartun dalam skala global.
Perkembangan teranyar dalam adegan action figure ialah tokoh sejarah. Mulai dari Beethoven dan Mozart sampai Cleopatra dan Edgar Allan Poe. Salah satu pabrikan mengutamakan diri pada tokoh-tokoh sejarah orang-orang Afrika-Amerika, dan bercita-cita untuk menambahkan tokoh-tokoh etnis yang bertolak belakang juga. Dia bekerja dengan guru dan orang tua untuk menjual angka-angka guna belajar dan bersenang-senang.
Manfaat Koleksi
Figur aksi menarik untuk orang dewasa sejumlah anak-anak, dan pada kenyataannya tidak sedikit dari mereka ialah koleksi. Beberapa diproduksi sebagai koleksi; yang lain digemari karena umur mereka. Baik GI Joes pribumi dan tokoh-tokoh Star Wars asli sudah diketahui menjual tidak sedikit uang di lelang dan di e-bay.
Figur aksi mempunyai nilai di samping nilai uangnya. Mainan yang mendorong permainan imajinatif baik guna anak-anak. Berlari, melompat, berguling-guling dari lokasi tidur atau merayapi alam semesta imajiner, anak-anak aktif secara jasmani saat bermain. Kreativitas dipicu karena mereka memikirkan tidak melulu situasi di mana menanam karakter mereka, tetapi pun memelintir dan menuntaskan resolusi akhir. Siapa tahu? Anak-anak ini bisa tumbuh untuk mencatat "Star Wars" berikutnya.
Jenny Talorman ialah seorang pengarang amatir dengan minat eksklusif dalam pendidikan, pertumbuhan anak muda dan mendidik orang beda tentang sekian banyak topik yang meliputi; pendidikan, peran mainan dan permainan anak-anak dalam pembangunan, masalah anak muda dan bahkan menciptakan kue. Jika kita mempunyai umpan balik mengenai tulisan ini, silakan menghubungi kami.
0 Reviews